Friday, May 23, 2008

Perkawinan Bukan Sekedar ML

Dalam sebuah artikel yang pernah DD baca ( lupa sumbernya, ma’ap), seseorang bisa dikatakan dewasa dalam kehidupan seksualnya setelah menginjak angka 30-tahunan. Sebelum angka diatas, banyak yang masih melakukan coba - coba dan eksperimen untuk mengetahui jati dirinya.

DD meng-amien-kan pendapat ini setelah DD nonton acara talk-show-nya Oprah. Dimana banyak ditemukan kasus perselingkuhan dalam sebuah keluarga, yang juga yang didasari perbedaan orientasi seksual. Pria yang dinikahi ternyata bukan pria yang seperti bayangkan. Demikian juga sebaliknya, bagi wanita.

Dan tidak bisa dipungkiri didalam sebuah rumah tangga tidak terlepas problem seputar anak. Walo sudah banyak orang yang mengatakan anak adalah mahkota cinta, tetapi ada juga yang merasakan sebaliknya.

Seorang anak tidak saja memberikan penghiburan dan rasa suka cita, tetapi juga berbagai konsekwensi dan tanggung jawab yang menyertainya. Seperti halnya urusan ML. Kalau pasangan suami istri sebelumnya demen mraktekin selogan ala Coca Cola, akan berubah.

Tidak bisa semaunya saja, dimana saja dan kapan saja dengan gaya apa saja tentunya ), tetapi sudah harus disesuaikan dengan situasi. Dalam hal ini anak. Dan tidak bisa dipungkiri, bahwa energi fisik, emosi dan perasaan yang biasanya gampang tercurah untuk ML, ternyata sebagian sudah terkuras untuk mengurus anak.

Kok DD sok tau, seh ?

Lha iya, DD khan punya anak kecil, seh. Untuk urusan ML juga ngga bisa sesering seperti iklan Coca Cola. Pokoke seimbang gitu, lhoh.

Kembali ke masalah seks dan anak, DD mempunyai pandangan yang cukup unik. Bagi DD orgasme yang paling panjang, sempurna dan sangat nikmat, adalah saat melihat anak tersenyum dan dalam keadaan sehat. Kalo orgasme diranjang sih cepat hilang sensasinya. Tetapi kalo melihat anak yang sehat, merupakan kenikmatan yang tidak ternilai.

Maka tidak heran, DD juga berlinang air mata dan terharu, ketika satu hari sebelum ultah anak DD yang kedua tahun dibulan November tahun lalu, DD menyaksikan cerita seputar Lakshmi.

Seorang gadis cilik asal India yang berusia 2 tahun, yang dilahirkan dalam keadaan cacat. Bayi yang seharusnya kembar siam tersebut ternyata salah satunya tidak tumbuh dengan sempurnya, sehingga Lakshmi nampak bertangan empat dan berkaki empat.

lakshmi.jpg

Dan DD juga merasa terharu dan trenyuh, saat dokter bedah yang berjumlah 30 orang bisa menolong Laksmi dimeja operasi di Bangalore ( India bagian selatan ), melalui operasi yang berjalan 24 jam.

tatmabrcft11311_468x354.jpg

Lakshmi yang menurut kepercayaan warga setempat turunan Dewi Laksmi yang juga disimbolkan betangan empat tersebut, merupakan cobaan hidup yang tidak ringan.

goddess-lakshmi.jpg

DD bisa menbayangkan situasi sulit ini, karena proses kelahiran anak DD juga sangat sukar dan amat traumatis. Dan berbulan bulan membutuhkan perawatan ekstra. Syukurlah anak DD sekarang sehat dan lucu. Dan kalo dibandingan dengan penderitaan Lakshmi dan kedua orang tuanya, tentu anak DD masih belum ada apa - apanya.

Kembali ke masalah seks, anak dan keutuhan pasangan suami istri, terlalu kompleks untuk dibayangkan saja. DD juga masih belajar dan banyak belajar.

Dan tentu saja kini saatnya membaca surat Arief tentang bahtera rumah tangganya. Selamat membaca dan memberikan saran !


sumber : http://majalahdewadewi.wordpress.com

No comments: